Babak II adalah babak konflik dan masalah. Beberapa sasaran yang harus dicapai antara lain:
1. Membangun cerita kita disini, dengan mengambil resiko-resiko/masalah yang ada pada babak I dan meningkatkannya lebih tinggi. Konflik harus berkembang lebih kuat dan tajam.
2. Balikkan harapan-harapan. Kita harus memaksa agar protagonis mengambil resiko/masalah yang lebih besar.
3. Berikan rintangan dan kesulitan yang lebih tinggi pada protagonis. Halangi sedemikian rupa agar protagonis sangat-sangat sulit mendapatkan apa yang diinginkan.
4. Jangan membosankan. Jaga nuansa tegang dan berbahaya. Lebih banyak tindakan, bicara diusahakan sesedikit mungkin hanya untuk mendukung aksi. Gunakan kalimat ringkas padat makna.
5. Masalah pokok dalam babak ini harus mencerminkan sesuatu yang dahsyat dalam kehidupan sang protagonis. Buatlah penonton/pembaca menunda kebutuhan untuk sekedar buang air kecil.
6. Jagalah senantiasa nuansa penuh bahaya, ancaman dan ketegangan. Buatlah dalam setiap jumlah halaman tertentu meuncul permasalahan baru yang akan terus meningkatkan ketegangan. Dalam tiap adegan cerita buatlah kejutan-kejutan kecil. Kalau dalam film sering disebut 3 minutes shock, agar pembaca/penonton tetap mengikuti cerita kita.
7. Sang protagonis harus mendapati dirinya berada dalam situasi lebih buruk pada akhir babak II. Dia harus berada pada titik kritis bahkan hampir mati atau dibuat kelihatan seolah-olah mati.
8. Tokoh protagonis kita harus memilik master plan/agenda yang jelas. Seringkali kita butuh waktu untuk menjelaskan sasaran kebutuhan, dan dambaan tokoh utama, tetapi kita gagal menjelaskan hal yang sama untuk tokoh antagonis. Menangkan tokoh Antagonis kita!
Referensi:1. Membangun cerita kita disini, dengan mengambil resiko-resiko/masalah yang ada pada babak I dan meningkatkannya lebih tinggi. Konflik harus berkembang lebih kuat dan tajam.
2. Balikkan harapan-harapan. Kita harus memaksa agar protagonis mengambil resiko/masalah yang lebih besar.
3. Berikan rintangan dan kesulitan yang lebih tinggi pada protagonis. Halangi sedemikian rupa agar protagonis sangat-sangat sulit mendapatkan apa yang diinginkan.
4. Jangan membosankan. Jaga nuansa tegang dan berbahaya. Lebih banyak tindakan, bicara diusahakan sesedikit mungkin hanya untuk mendukung aksi. Gunakan kalimat ringkas padat makna.
5. Masalah pokok dalam babak ini harus mencerminkan sesuatu yang dahsyat dalam kehidupan sang protagonis. Buatlah penonton/pembaca menunda kebutuhan untuk sekedar buang air kecil.
6. Jagalah senantiasa nuansa penuh bahaya, ancaman dan ketegangan. Buatlah dalam setiap jumlah halaman tertentu meuncul permasalahan baru yang akan terus meningkatkan ketegangan. Dalam tiap adegan cerita buatlah kejutan-kejutan kecil. Kalau dalam film sering disebut 3 minutes shock, agar pembaca/penonton tetap mengikuti cerita kita.
7. Sang protagonis harus mendapati dirinya berada dalam situasi lebih buruk pada akhir babak II. Dia harus berada pada titik kritis bahkan hampir mati atau dibuat kelihatan seolah-olah mati.
8. Tokoh protagonis kita harus memilik master plan/agenda yang jelas. Seringkali kita butuh waktu untuk menjelaskan sasaran kebutuhan, dan dambaan tokoh utama, tetapi kita gagal menjelaskan hal yang sama untuk tokoh antagonis. Menangkan tokoh Antagonis kita!
Richard Krevolin How Adapt Anything Into A Screenplay.
Related Link:
DIAGRAM SCENE
DIAGRAM SCENE: Sasaran Babak I
0 comments:
Post a Comment